Lebah pekerja (mason bee) adalah makhluk hidup yang menarik perhatian karena ketelitian yang ditunjukkannya dalam membangun sarang. Saat lebah betina yang ingin membangun sarang menemukan tempat yang sesuai, dia membersihkan tempat itu. Tetapi, untuk membangun sarang, lebah ini harus menemukan sumber lumpur lebih dulu. Jika tidak dapat menemukan lumpur, lebah mencari tanah yang bertekstur halus dan mengubahnya menjadi adonan lembut dengan cara mencampurkan tanah itu dengan air liurnya.
Lebah pekerja memulai pembangunan sarangnya dengan meraup sepotong lumpur dari tanah dengan rahangnya. Lebah membawa lumpur di antara kaki-kakinya dan mencetaknya menjadi bentuk pelet (butiran). Lebah menambahkan lumpur lagi ke pelet. Kemudian, sambil membawa pelet dengan rahangnya, lebah betina kembali ke sarangnya.
Setibanya di tempat yang telah dipilihnya untuk membangun sarang dengan lumpur itu, dia tidak segera memulai pekerjaan dengan acak-acakan dan serampangan. Para lebah pekerja selalu bekerja menurut rencana yang jelas saat membangun sarangnya yang mirip terowongan. Sejalan dengan rencana ini, lebah pekerja menggunakan muatan lumpur yang pertama untuk membangun sekat belakang dari ruang atau sel pertama yang akan menjadi ujung buntu terowongan. Kemudian, lebah akan menyusun lumpur dalam bentuk bulan sabit pada jarak tertentu dari sekat tadi. Ini menandai tempat bagi sekat berikut yang akan dibangunnya setelah lebah menempatkan telurnya di lubang sel yang pertama.
Setelah lubang ini selesai dibangun, lebah pekerja mulai mengumpulkan makanan untuk disimpan di sana. Dalam perjalanan pertamanya, lebah ini menempatkan serbuk sari di bagian belakang sarang. Pada perjalanan berikutnya, lebah meninggalkan madu berbentuk pasta tebal yang dibuatnya dengan rahangnya, di atas serbuk sari yang ditinggalkannya dari perjalanan sebelumnya. Dengan cara ini, lebah merampungkan persiapan awal untuk telur yang akan diletakkannya.
Segera setelah meninggalkan muatan serbuk sari terakhir di sarang, lebah mulai bertelur. Setelah bertelur, lebah betina mulai membangun dinding untuk sekat lumpur lain yang telah ditandai sebelumnya. Secara berurutan, lebah melanjutkan proses bertelur dan pembangunan sel sampai lubang-lubang sel tersebut membentuk barisan. Lubang-lubang sel ini memiliki struktur yang standar. Setiap lubang berisi sebutir telur dan persediaan makanan dan dipisahkan dari lubang di sebelahnya dengan dinding lumpur.
Setelah lubang yang terakhir selesai dan ditutup, lebah betina membangun ruang kosong di antara lubang telur yang terakhir dengan jalan masuk ke sarang, dan akhirnya menutup jalan masuk ini dengan sumbat yang lebih tebal daripada sekat lubang biasa. Sumbat ini menghalangi makhluk lain bersarang di depan sarang lebah ini, karena dapat mengurung bayi-bayi lebah di dalam lubang dan menyebabkan mereka mati.
Pada setiap tahap pembangunan sarang ini kita dapat melihat adanya kebijaksanaan dan kecerdasan yang nyata di balik perilaku lebah tukang batu [bricklayer bees] ini. Dalam sebuah ayat, Allah memberitakan kepada kita bahwa lebah adalah makhluk yang bertindak dengan ilham dari Allah. Sebenarnya, bukan hanya lebah, tetapi semua makhluk hidup di alam semesta diberi ilham oleh Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Bijaksana.