Udara yang dibersihkan di dalam hidung akan meneruskan perjalanannya ke saluran pernafasan. Daerah selanjutnya yang dimasuki oleh udara yang kita hirup, setelah hidung, adalah pipa saluran pernafasan. Dalam udara ini, masih ada benda asing (seperti debu) yang merugikan kesehatan manusia. Oleh karena itu, udara yang dihirup perlu melalui pos keamanan lainnya sebelum mencapai paru-paru. Prosedur keamanan ini dijamin oleh lapisan licin yang membentuk permukaan saluran pernafasan. Prosedur selaput ini disebut lapisan mukus.
Mukus, yang membentuk lapisan ini, menahan partikel-partikel yang sangat halus seperti debu yang kita hirup bersama dengan udara dan menghambatnya memasuki paru-paru. Akan tetapi, di samping itu, benda-benda asing selain itu juga harus dihilangkan dari tubuh. Pada saat ini, prosedur keamanan lainnya harus dilakukan. Prosedur ini terdiri atas bentuk-bentuk seperti rambut (bulu) yang sangat kecil yang disebut dengan silia, yang berada di bawah lapisan mukus. Bulu-bulu yang sangat kecil ini secara berirama terlecut ke atas menuju mulut. Ini bisa diandaikan seperti bulir tanaman gandum yang melambai-lambai dalam angin semuanya bergerak ke arah yang sama. Berkat pergerakan silia ini, mukus, yang menahan benda-benda asing, didorong ke bagian atas dalam saluran pernafasan.
Begitu benda-benda asing disedot ke dalam tenggorokan, kalian dengan sendirinya merasa perlu menelannya. Dengan begitu, semua benda asing yang bisa membahayakan kesehatan kalian akan diteruskan ke lambung, yang kemudian akan dipecah dan dihancurkan oleh asam lambung.
Silia yang terletak di dalam saluran pernafasan tidak punya mata untuk melihat, juga tidak punya otak yang memberi mereka kecerdasan. Namun mereka bisa menentukan letak pangkal tenggorokan, yang begitu jauh darinya jika dibandingkan dengan ukurannya. Di samping itu, sadar akan bahaya yang mungkin datang dari benda asing, silia tidak membiarkannya memasuki tubuh. Meskipun penelitian ilmiah selama bertahun-tahun telah dilakukan, cara kerja bulu-bulu ini masih belum sepenuhnya terpecahkan. Tetapi ingatlah bahwa bulu-bulu ini, yang sistemnya belum ditemukan oleh manusia, telah bekerja dengan sempurna sebagaimana halnya komponen tubuh lainnya sejak manusia pertama diciptakan di muka bumi.